Kompetensi Dasar :
Integrasi nasional dalam bingkai bhineka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhineka tunggal ika
Petunjuk Belajar
Modul:
- Dengan modul ini
diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri tentang Integrasi nasional dalam bingkai bhineka tunggal ika
tanpa atau dengan bimbingan guru.
- Modul ini
dikembangkan dari konsep yang mudah ke yang sulit, dari konsep nyata ke
konsep yang abstrak dan dari konsep yang sederhana ke konsep yang rumit.
- Belajarlah secara
berkelompok.
- Baca baik-baik
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan Pembelajaran.
Prasyarat Sebelum Belajar:
Sebelum mempelajari penyelenggaraan pemerintahan negara,
peserta didik diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
sebagai apersepsi:
- Kebhinekaan Bangsa
Indonesia
- Pentingnya konsep
integrasi nasional
- Menguraikan faktor
faktor pembentuk integrasi nasional
- Tantangan dalam
menjaga keutuhan NKRI
- Menyimpulkan peran
warga dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
A.
Kebhinekaan Bangsa Indonesia
Semboyan Bangsa Indonesia
Sebelumnya semboyan yang dijadikan
semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan
Hana Dharma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya
pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka
Tunggl Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma. Perumuan
semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi
keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha
bina Negara kerajaan Majapahit saat itu.
Namun, sebagai semboyan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, konsep Bhineka Tunggal Ika bukan hanya perbedaan
agama dan kepercayaan menjadi fokus, tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti
perbedaan suku, bangsa, budaya (adat-istiadat), beda pulau, dan tentunya agama
dan kepercayaan yang menuju persatuan dan kesatuan Negara.
Seluruh perbedaan yang ada di
Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia.
Berbicara mengenai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, lambang Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan secara resmi menjadi
bagian dari Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintahan Nomor 66 Tahun
1951 pada 17 Oktober 1951 dan di undang – undangkan pada 28 Oktober 1951
sebagai Lambang Negara. Usaha pada masa Majapahit maupun pada masa pemerintahan
Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama, yaitu pandangan mengenai
semangat rasa persatuan, kesatuan, dan kebersamaan sebagai modal dasar untuk
menegakkan Negara. Sementara itu, semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa” dipakai
sebagai motto lambang Lembaga Pertahanan Nasional. Makna dari semboyan itu
adalah “tidak ada kebenaran yang bermuka dua”.
Fungsi Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesai
sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah
menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada dipakai
untuk membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di
dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa, menjadikan
Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Sejarah
mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung
dalam berbagai macam suku turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia dengan mengambil peran masing-masing.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika
adalah sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh
sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai
generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah
bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita
dapat saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan
percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa
adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia akan
hancur dan terpecah belah.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
1) Common Denominator. Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada
tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di
Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk saling
mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka
perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common
denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari sebuah persamaan
dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia
dapat hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan
di dalam perbedaan tersebut.
2) Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif, Makna yang terkandung di dalam
prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah
yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain.
Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap
tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah
terbentuk, maka akan banyak suatu konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan,
kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan
kelompok atau pribadi lain.
3) Tidak Bersifat Formalistis, Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat
formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku semu dan kaku. Tetapi,
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi
oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesame. Karena dengan cara inilah,
keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
4) Bersifat Konvergen, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan
tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada bila terjadi
masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu
yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini
bisa dicapai bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun,
non sectarian, dan inklusif.
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika
Implementasi terhadap Bhinneka
Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen mematuhi
prinsip-prinsip yang sudah disebutkankan di atas. Yakni :
1. Perilaku Inklusif, Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang
berada di dalam suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya
melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih
diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan
bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing
kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik, Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di
dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia adalah bangsa dengan
tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita
disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan
dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa. Agama,
ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia
mempunyai jumlah yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling
menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang
dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya terciptanya masyarakat yang
tenteram dan damai.
3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri, Perbedaan pendapat adalah hal yang
lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan diberlakukannya
sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan
pendapatnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip
ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat
dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi
untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama.
Sifatnya konvergen haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan
bernegara, jauhkan sifat divergen.
4. Musyawarah untuk Mufakat, Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi
haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya musyawarah. Segala macam
perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common
denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah.
Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam
kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau
kelompok.
5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban, Sesuai dengan pedoman
sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela
berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela
berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi,
dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan
konflik di dalam kehidupan.
Alat Pemersatu Bangsa
Tentunya kita semua menyadari
bahwa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia adalah sesuatu yang penting dan
tidak bisa ditawar lagi. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban kita menjaga
persatuan dan kesatuan negara yang kita cintai ini.
Persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia juga menjadi hal yang diinginkan setiap dari kita sebagai warga
negara Indonesia. Karena dengan adanya persatuan dan kesatuan maka negara ini
akan menjadi aman, tenang, nyaman dan tentram.
Namun sayangnya dalam kehidupan
kita berbangsa dan bernegara, ada saja hal-hal yang menyebabkan bangsa ini
menjadi terpecah-belah, baik itu yang dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja. Kita bisa melihat ini dibanyak media yang mengungkapnya banyaknya
perpecahan, keributan, perselisihan, dibanyak daerah di Indonesia, yang
tentunya hal-hal seperti ini tidak kita inginkan sama sekali.
Oleh sebab itu, sudah menjadi
kewajiban bagi kita semua Bangsa Indonesia untuk senantiasa mengedepankan
nilai-nilai luhur kita sebagai identitas Bangsa Indonesia seperti misalnya
tenggang rasa, tepa selira, saling menghormati, saling menghargai dan
semisalnya untuk senantiasa menjalin persatuan dan kesatuan.
Inilah Alat Pemersatu Bangsa
Indonesia :
Ø Lambang Negara Indonesia, Burung Garuda.
Ø Semboyan Negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Ø Bahasa Persatuan Indonesia, Bahasa Indonesia.
Ø Bendera Negara Indonesia, Bendera Merah Putih.
Ø Lagu Kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.
Ø Konsep Wawasan Nusantara.
Ø Kebudayaan Daerah Sebagai Kebudayaan Nasional.
Ø Dasar Falsafah Negara Indonesia, Pancasila.
Ø Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ø Konstitusi Negara Indonesia, UUD 1945.
Tentunya masih banyak lagi yang
lainnya yang bisa kita jadikan sebagai alat pemersatu Bangsa Indonesia seperti
misalnya teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, hari kemerdekaan
Bangsa Indonesia, budaya Bangsa Indonesia, sejarah Bangsa Indonesia, dan
hal-hal lainnya yang semisal dengannya.
Identitas provinsi Indonesia
No
|
Nama Provinsi
|
Bahasa Daerah
|
Rumah Adat
|
Tarian
|
MakananKhas
|
1
|
Nanggro Aceh Darussalam
|
Aceh Gayo
|
Krong Pade
|
Seudati, Saman
|
Timpan, Gulai Aceh
|
2
|
Sumatera Utara
|
Batak
|
Bolon
|
SerampangDuaBelas
|
Lalamak
|
3
|
Sumatera Barat
|
Minang
|
Gadang
|
Baralek Gadang
|
Rendang
|
4
|
Riau
|
Melayu
|
Melayu Selaso Jatuh Kembar
|
Joged Lambak
|
Gulai ikan Patin
|
5
|
Kepulauan Riau
|
Melayu
|
Selaso Jatuh Kembar
|
Tandak
|
Sup Ikan Batam
|
6
|
Jambi
|
Kubu
|
Panjang
|
SekapurSirih
|
Tempoyak
|
7
|
Sumatera Selatan
|
Palembang
|
Limas
|
Tanggai
|
Pempek
|
8
|
Bangka Belitung
|
Melayu Bangka
|
Rakit
|
TincakGambus Bangka Belitung
|
Martabak Bangka
|
9
|
Bengkulu
|
Serawai, Lebak
|
Rakyat
|
Andun
|
Oncong-oncongpisang
|
10
|
Lampung
|
Melayu
|
NuwouSesat
|
Jangget
|
Srawit Lampung
|
DKI Jakarta
|
Betawi
|
Kebaya
|
Ronggeng,Yapong
|
KerakTelor
|
|
12
|
Jawa Barat
|
Sunda
|
Kasepuhan Cirebon
|
Merak, Jaipong
|
pepes
|
13
|
Banten
|
Banyumasan, Jawa
|
Rumah Badui
|
TariTopeng
|
nasisumsum
|
14
|
Jawa Tengah
|
Jawa
|
Padepokan
|
Gandrung
|
Lumpia
|
15
|
DI Yogyakarta
|
Jawa
|
Joglo
|
Bedaya
|
Bapia
|
16
|
JawaTimur
|
Jawadan Madura
|
Situbondo
|
Reog Ponorogo
|
Rujak Cingur
|
17
|
Bali
|
Bali dan Sasak
|
Gapura CandiBentar
|
Kecak
|
Be’siap Base Palaleh
|
18
|
Nusa Tenggara Barat
|
Sumbawa, Bima
|
Istana Sultan Sumbawa
|
MpaaLenggogo
|
GecakSape
|
19
|
Nusa Tenggara Timur
|
Alor, Belu
|
Musalaki
|
Perang
|
Petepah Manuk
|
20
|
Kalimantan Tengah
|
Dayak
|
Betang
|
BaleanDadas
|
Kalo-kalo
|
21
|
Kalimantan Selatan
|
Bugis, Banjar
|
BanjarBubunganTinggi
|
BaksaKembang
|
Ayam masak hijau
|
22
|
Kalimantan Timur
|
Dayak, Kutai, Banjar
|
Lamin
|
Gong
|
Sanga Cobek Salat
|
23
|
Kalimantan Utara (provinsi baru)
|
Tidung, Dayak
|
Baloy
|
Kancet Ledo
|
Kepiting Soka
|
24
|
Kalimantan Barat
|
Dayak, Tionghoa
|
Istana Kesultanan Pontianak
|
Monong
|
KueLimpin
|
No
|
NamaProvinsi
|
Bahasa Daerah
|
RumahAdat
|
Tarian
|
MakananKhas
|
25
|
Sulawesi Utara
|
Minahasa, Sangir, Talaud
|
Pewaris
|
Maengket
|
Ayam Rica-Rica
|
26
|
Sulawesi Barat
|
Toraja, Makassar
|
Mandar
|
Patuddu
|
Ikan Terbang Asap
|
27
|
Sulawesi Tengah
|
Balantak
|
Tambi
|
Lumense
|
Kaledo
|
28
|
Sulawesi Tenggara
|
Bunku-Laki, Muna-Butung
|
Istana Buton
|
Modinggu
|
Sasate Nangka
|
29
|
Sulawesi Selatan
|
Mandar, Toraja
|
Tongkonan
|
Kipas
|
Coto Makassar
|
30
|
Gorontalo
|
Atinggola, Gorontalo
|
Dulohupa
|
PauleCinde
|
Binte Biluhuta
|
31
|
Maluku
|
Banda, Buru, Furu, Aru
|
Baileo
|
Lenso
|
Palai Badar
|
32
|
Maluku Utara
|
Bacan, Damar, Balela, Fayo
|
Baileo
|
Dana-Dana
|
Popede (sagu)
|
33
|
Papua Barat
|
Mann, Morwap, Molof, Mooi
|
Honai
|
SelamatDatang
|
Papeda
|
34
|
Papua
|
Dera, Kaure, KentukBresi,
|
Honai
|
Musyoh
|
Sop Hapire
|
Keberagaman masyarakat sebagai dasar pembangunan
Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang kaya dengan budaya yang berbeda antara daerah satu dengan daerah
lainnya.Keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan modal yang
sangat penting yang harus bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk
mendukung proses pembangunan nasional.
Unsur Budaya meliputi:
Unsur Budaya meliputi:
Ø Bahasa
Ø Adat Istiadat
Ø Pakaian
Ø Teknologi
Ø Seni
Ø Agama
Ø Politik
Ø Pendidikan
Berdasarkan unsur-unsur budaya
di atas, tentunya dengan hanya mengandakan kekayaan sumber daya alam yang kita
miliki tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan nasional. Sumber daya alam
hanya akan dapat dimanfaatkan dengan optimal jika SDA itu mampu dikelola dengan
pendidikan dan teknologi yang baik.Itulah sebabnya keragaman atau kekayaan
sosial budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa disebut pula modal sosial
(modal masyarakat).
B.
Pentingnya konsep integrasi nasional
Pengertian integrasi nasional
Pengertian Integrasi
Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai
perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah
sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi
nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni
bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.
Ø Pengertian
Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang
kemudian membentuk identitas nasional.
Ø Pengertian
Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian
berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbagai keanekaragaman yang
ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga oleh seluruh elemen
masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan karena perbedaan
dan keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh
Indonesia.
Pengertian Integrasi Nasional Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti
integrasi nasional, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut
ini:
1) Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, pengertian
Integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua
aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
2) J. Soedjati Djiwandono, Menurut J. Soedjati Djiwandono, arti kata
Integrasi nasional adalah cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam
arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri.Integrasi
nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai
suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan
dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928.
3) Myron Weiner, Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses
penyatuan dari berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan
wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.
4) Howard Wriggins, Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah
penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan
yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya
banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
C.
Faktor faktor pembentuk intgrasi nasional
Faktor Pendorong Integrasi Nasional
1. Rasa Senasib-Seperjuangan, Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam
di masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama
bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan
yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan
bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Berbagai perbedaan yang ada dimiliki
oleh masyarakat saat itu dikesampingkan demi memperjuangkan terwujudnya
kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa
sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan
integrasi nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk
memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan
Indonesia dalam integrasi nasional.
2. Pemaknaan Ideologi Nasional, Ideologi nasional negara kita Indonesia
adalah Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak dapat digantikan
oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan,
arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi
nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional di
Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.
3. Keinginan Untuk Bersatu, Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah
salah satu alasan untuk dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru perbedaan inilah yang
membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk mempersatukan perbedaan
di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal
dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan
sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa
Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan
nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
4. Antisipasi Ancaman Dari Luar, Walupun Indonesia sudah merdeka
selama 71 tahun, bukan tidak mungkin ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia.
Ancaman-ancaman dari luar di era globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah
seperti pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi
ancaman dari luar dalam kaitannya dengan bahaya globalisasi dan modernisasi,
integrasi nasional perlu diwujudkan di setiap lapisan masyarakat yang ada
tinggal di wilayah Indonesia.
Faktor Penghambat
Faktor pendorong dan penghambat
integrasi nasional yang dibagi menjadi faktor lainnya. Selain faktor pendukung
yang telah dijelaskan, terdapat juag faktor penghambat dalam mewujudkan
integrasi nasional di Indonesia. Faktor penghambat sendiri merupakan suatu
penghalang untuk melakukan tindakan secara individu maupun kelompok. Beberapa
faktor penghambat terwujudnya integrasi nasional diantaranya:
·
Kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan, Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan
terbanyak di dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap
pemerintah tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat di
dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama yang
berkaitan dengan kebudayaan setempat. Kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri
membuat kemajemukan itu terkikis secara perlahan-lahan.
·
Kurangnya Toleransi, Kurangnya
toleransi terhadap keberagaman dan kemajemukan yang ada di masyakat menjadi
salah satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat konflik sosialyang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal yang berkaitan dengan
toleransi akan mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu,
kurangnya toleransi terhadap perbedaan yang terjadi secara terus-menerus akan
membuat sebuah bangsa hancur akan sendirinya sehingga integrasi nasional tidak
akan pernah terwujud.
·
Kurangnya Kesadaran Diri,
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan dan
kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi
nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih individualistis dan
cenderung tidak memperdulikan kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika
tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang berkurang sebagai dampak globalisasi
akan makin mempersulit terwujudnya integrasi nasional. Oleh karena itu,
diperlukan kiat-kiat untuk membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk
meningkatkan kesadaran diri masyarakat untuk mewujudkan rasa persatuan dan
kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.
Itulah beberapa penjelasan
mengenai faktor pendorong dan penghambat terwujudnya integrasi nasional di
negara kita Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia yang berpegang teguh
pada Pancasila sebaiknya ikut mendorong perwujudan integrasi nasional melalui
perkataan dan perilaku kita di dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini
dapat bermanfaat.
Hak dan kewajiban warga negara dalam mewujudkan integrasi
nasional
secara sederhana hak yang
dimaksud berkenaan dengan hak warga negara, dapat diartikan sebagai seperangkat
hak yang melekat dalam diri manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari
sebuah negara. sedangkan kewajiban seorang warga negara adalah segala sesuatu
yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab sebagai anggota dari sebuah
negara.Dalam hubungannya dengan integrasi nasional maka setiap warga negara
tentu memiliki apa yang disebut sebagai hak serta kewajiban warga negara. hak
dan kewajiban tersebut telah diatur dalam UUD '45, misalnya
1) Hak membela negara (pasal 27 ayat 3) dan
2) Hak dalam usaha pertahanan dan keamanan (pasal 30 ayat 1) serta
3) Kewajiban membela negara (pasal 27 ayat 3) dan
4) Kewajiban dalam pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1).
Integrasi nasional adalah usaha
dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Maka hal-hal
yang termasuk hak dan kewajiban warga negara secara internal dan eksternal
meliputi:
1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan
(ekstrenal).
2) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 (internal).
3) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan (internal).
4) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan
(internal).
5) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia (eksternal).
D.
Tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI
Tantangan yang dihadapi bangsa
Indonesia di lingkungan internal adalah mengawal Negara Kesatuan Republik
Indonesia supaya tetap utuh dan bersatu. Globalisasi begitu cepat hadir dengan
kehidupan masyarakat Indonesia pada dewasa ini. Fenomena globalisasi ini tentu
membawa angin perubahan terhadap kondisi kemasyarakatan di masa mendatang.
Kecepatan arus informasi dalam mendistribusikan opini dan berita publik telah
sedemikian tepatnya mengubah pandangan dan wawasan seseorang. Proses perubahan
yang demikian cepat akibat globalisasi tersebut membawa dampak yang tidak kecil
bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat bagi Indonesia. Di
Indonesia sampai detik ini masih berpotensi atas ancaman terhadap kedaulatan
negara yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan
keamanan maritim dan dirgantara, gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa
melintas batas secara ilegal, kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak,
masalah separatism, ancaman terorisme dalam negeri dan sebagainya.
Tantangan Bangsa Indonesia Secara Eksternal
Tantangan eksternal adalah segala bentuk gangguan yang berasal dari luar negeri yang dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Faktor tantangan eksternal merupakan faktor yang timbul dari luar negara Indonesia, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak menyadarinya, rakyat akan dengan mudah tercerai berai. Berikut adalah macam-macam tantangan eksternal:
Ø Campur tangan asing
Ø Masuknya budaya asing
Tantangan Bangsa Indonesia Secara Internal
Tantangan secara internal adalah segala bentuk gangguan yang berasal dari dalam negeri yang dapat menggoyahkan kesatuan dan persatuan NKRI. Gangguan-gangguan itu dapat menghambat pembangunan nasional untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan. Perubahan pada aspek kultur dan tata nilai, diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan negara dalam memposisikan tugasnya sebagai insan pertahanan negara yang profesional. Berikut ini adalah macam-macam tantangan internal:
Ø Potensi kekayaan budaya dan ketidakadilan ekonomi
Gerakan separatisme muncul akibat adanya aspirasi yang tersumbat atau tidak sampai ke pemerintahan pusat, juga tidak adanya keadilan ekonomi dan pembangunan yang merata di beberapa daerah.
Gerakan separatisme muncul akibat adanya aspirasi yang tersumbat atau tidak sampai ke pemerintahan pusat, juga tidak adanya keadilan ekonomi dan pembangunan yang merata di beberapa daerah.
Ø Perpecahan dan disintegrasi
Apabila mengubah NKRI, maka sudah dapat dipastikan akan banyak daerah di Indonesia yang akan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri, tidak semua daerah yang berbeda kultur dan budaya akan bisa menerima konsep baru.
Apabila mengubah NKRI, maka sudah dapat dipastikan akan banyak daerah di Indonesia yang akan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri, tidak semua daerah yang berbeda kultur dan budaya akan bisa menerima konsep baru.
Ø Pertikaian horizontal
Mengubah NKRI Sama halnya dengan merombak total bangunan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, jika kita tidak berlaku sebagaimana mestinya sebagai bangsa indonesia, Jika kita salah mengurus negara ini, tidak mustahil kita sendiri yang akan menghancurkan negara tercinta.
Mengubah NKRI Sama halnya dengan merombak total bangunan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, jika kita tidak berlaku sebagaimana mestinya sebagai bangsa indonesia, Jika kita salah mengurus negara ini, tidak mustahil kita sendiri yang akan menghancurkan negara tercinta.
Berikut Ini Adalah Upaya Menjaga Keutuhan NKRI:
1. Saling menghormati perbedaan.
2. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan.
3. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia.
4. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan sosial.
5. Menaati peraturan agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan dilanggar maka akan terjadi kekuasaan yang
dapat menimbulkan perpecahan.
E.
Peran warga dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Pentingnya menjaga komitmen
terhadap keutuhan nasional
Perilaku yang menunjukkan
mencintai persatuan dan kesatuan harus tampak dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” merupakan suatu ungkapan yang
menyatakan betapa besarnya arti persatuan dan kesatuan. Apabila bersatu padu,
kita tidak hanya teguh dalam arti lebih kuat dalam menghadapi permasalahan,
tetapi juga mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat kita selesaikan
sendiri.Kehidupan sosial yang tertib dan tentram hanya dapat diwujudkan melalui
pembinaan persatuan dan kesatuan. Keluarga yang utuh terbentuk karena adanya
semangat bersatu. Kita semua hidup dalam lingkungan keluarga. Hubungan dan
ikatan keluarga akan terjalin utuh apabila kita semua menjadi bagian tak
terpisahkan dalam keluarga. Keluarga yang menjunjung persatuan dan kesatuan
membentuk keluarga yang aman, tentram, dan damai. Sebaliknya, apabila tidak ada
lagi rasa persatuan, dalam keluarga setiap hari akan terjadi pertengkaran dan
tidak akan ada kedamaian.
Dalam kehidupan masyarakat, persatuan dan kesatuan sangat diperlukan. Masyarakat yang bersatu akan
melahirkan kehidupan masyarakat yang rukun dan harmonis. Meskipun masyarakat
terdiri atas orang-orang yang beragam, dalam masyarakat kita menjadi bagian
keluarga besar yang memiliki semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam hidup
bermasyarakat.
1) Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia, Pepatah mengatakan, “Bersatu kita teguh, bercerai
kita runtuh”. Oleh karena itu, yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:
Ø meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong, dan musyawarah;
Ø meratakan pembangunan serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
Ø melaksanakan otonomi daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
daerah;
Ø melindungi, menjamin, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; dan
Ø memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa
terlindungi.
2) Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika
Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan, kita harus bersatu sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus memupuk semangat Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun berbeda-beda, kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia.
Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan, kita harus bersatu sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus memupuk semangat Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun berbeda-beda, kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia.
3) Mengembangkan Semangat Kekeluargaan
Contoh membina kekeluargaan yang perlu kita usahakan atau budayakan setiap hari adalah budaya saling bertegur sapa. Bayangkan jika di lingkungan kamu setiap harinya selalu ada percekcokan, adu mulut, tidak ada sikap saling percaya, dan lain-lain. Apa yang harus kamu lakukan? Selanjutnya, lakukan pengamatan di sekitar lingkungan tempat tinggalmu. Perilaku apa saja yang menurut kebiasaan setempat merupakan perbuatan yang menunjukkan semangat kekeluargaan?
Contoh membina kekeluargaan yang perlu kita usahakan atau budayakan setiap hari adalah budaya saling bertegur sapa. Bayangkan jika di lingkungan kamu setiap harinya selalu ada percekcokan, adu mulut, tidak ada sikap saling percaya, dan lain-lain. Apa yang harus kamu lakukan? Selanjutnya, lakukan pengamatan di sekitar lingkungan tempat tinggalmu. Perilaku apa saja yang menurut kebiasaan setempat merupakan perbuatan yang menunjukkan semangat kekeluargaan?
4) Menghindari SARA
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, serta adat istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, yang harus kita hindari, antara lain: egoisme, ekstremisme, sukuisme, acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan, dan fanatisme yang berlebih-lebihan. Kita harus menghindari perbuatan bukan SARA (Suku, Agama dan Ras).
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, serta adat istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, yang harus kita hindari, antara lain: egoisme, ekstremisme, sukuisme, acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan, dan fanatisme yang berlebih-lebihan. Kita harus menghindari perbuatan bukan SARA (Suku, Agama dan Ras).
.
Kesadaran Warga Negara
Mewujudkan perilaku yang
mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan dapat diwujudkan dalam berbagai
bidang kehidupan. Syair lagu Pergi Belajar karya Ibu Sud yaitu hormatilah
gurumu, sayangi teman. Merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat
menumbuhkan dan memperkuat persatuan dan kesatuan di sekolah. Dalam kehidupan
masyarakat menghormati sesama dan toleran terhadap orang lain merupakan sikap
dan perilaku yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia semangat
persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar dalam membentuk negara dan
menjalankan kehidupan bernegara. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
merupakan tonggak awal dan pertama bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan. Manfaat persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia
adalah:
1. memperkuat jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi segala ancaman dan
gangguan dalam bernegara;
3. memudahkan mencapai tujuan nasional yaitu, tujuan nasional yang tertuang
dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya akan tercapai
apabila semua warga negara terlibat mewujudkan tujuan nasional tersebut serta.
4. menciptakan suasana yang tentram, aman, dan damai karena semua orang
menunjukkan sikap setia kawan, toleran, dan solidaritas dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sejak proklamasi kemerdekaan,
keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pasang surut. Gangguan
demi gangguan yang berusaha membubarkan Republik Indonesia sudah banyak
terjadi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri.
Pengertian Bela Negara
Bela Negara ialah tekad,
perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan secara menyeluruh, teratur dan
terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepad NKRI berdasarkan pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan “eksistensi” hidup Bangsa dan Negara.
Bela Negara juga dapat
diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi sebuah negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan menjaga dan mempertahankan
keberlangsungan negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat
diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari
pihak yang mengancam eksistensi negara tersebut, sedangkan secara non-fisik
konsep ini diterjemahkan sebagai upaya untuk turut serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik lewat moral, sosial, pendidikan, maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Unsur Dasar Bela Negara
Didalam proses pembelaan bangsa
ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya ialah:
Ø Cinta Tanah Air
Ø Rela berkorban untuk bangsa & Negara
Ø Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
Ø Kesadaran berbangsa dan bernegara
Ø Memiliki kemampuan awal bela Negara
Kesediaan
Bela Negara
Cara bela negara dapat dilakukan dengan cara
Ø Pendidikan kewarganegaraan
Ø Pelatihan dasar kemiliteran
Ø Pengabdian sebagai TNI
Ø Pengabdian sesuai profesi
Fungsi Dan Tujuan Bela Negara
Terdapat beragam Fungsi bela
negara diantaranya ialah sebagai berikut:
Ø Menjaga keutuhan wilayah negara
Ø Mempertahankan negara dari berbagai ancaman
Ø Merupakan panggilan sejarah
Ø Merupakan kewajiban setiap warga negara
Terdapat beragam Tujuan bela
negara, diantaranya ialah sebagai berikut:
Ø Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Ø Menjaga identitas dan integritas bangsa/negara
Ø Melaksanakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Ø Melestarikan budaya
Ø Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
Manfaat Bela Negara
Berikut ini berbagai manfaat
yang bisa diperoleh dari bela negara yaitu:
Ø Membentuk perilaku jujur, adil, tegas, tepat dan kepedulian antar sesama
Ø Menghilangkan sikap negatif seperti tidak disiplin, egois, malas, boros
dan apatis
Ø Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan
Ø Berbakti pada agama, orang tuas dan bangsa
Ø Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu
Ø Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
Ø Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
Ø Membentuk mental dan fisik yang tangguh
Ø Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan
Ø Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain
Contoh Bela Negara Dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh beberapa bentuk bela
negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan
ialah sebagai berikut:
Ø Membayar pajak tepat pada waktunya “lingkungan negara”
Ø Mematuhi peraturan hukum yang berlaku “lingkungan negara”
Ø Menajaga keamanan kampung secara bersama-sama “lingkungan masyarakat”
Ø Melestarikan budaya yang ada “lingkungan masyarakat”
Ø Menciptakan suasana rukun, damai dan aman dalam masyarakat “lingkungan
masyarakat”
Ø Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah “lingkungan sekolah”
Ø Meningkatkan iman dan takwa dan iptek “lingkungan sekolah”
Ø Membentuk keluarga yang sadar hukum “lingkungan keluarga”
Ø Menciptakan suasana rukun, damai dan harmonis dalam keluarga “lingkungan
keluarga”