Kompetensi Dasar :
Mewaspadai Ancaman Terhadap Kedudukan NKRI
Mewaspadai Ancaman Terhadap Kedudukan NKRI
Petunjuk Belajar
Modul:
- Dengan modul ini
diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri konsep Mewaspadai Ancaman
Terhadap Kedudukan NKRI tanpa atau dengan
bimbingan guru.
- Modul ini
dikembangkan dari konsep yang mudah ke yang sulit, dari konsep nyata ke
konsep yang abstrak dan dari konsep yang sederhana ke konsep yang rumit.
- Belajarlah secara
berkelompok.
- Baca baik-baik
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan Pembelajaran.
Prasyarat Sebelum Belajar:
Sebelum mempelajari penyelenggaraan pemerintahan negara,
peserta didik diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
sebagai apersepsi:
- Mendeskripsikan ancaman
terhadap integrasi nasional
- Menguraikan bentuk
bentuk ancaman
- Menyimpulkan asal
ancaman
- Menyebutkan ancaman
ipoleksosbud
A. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar,yakni
integrasi dan nasional.Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang
berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia,integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan
utuh.
Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris)
yang berarti bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut :
Ø Secara
politis,integrasi nasional berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional.
Ø Secara
antropologis,integrasi nasional berarti proses penyesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara, sehingga tercipta
keserasian dan Keselarasan secara nasional.
Membangun Integrasi Nasional dalam Bhinneka Tunggal Ika
Adapun identitas nasional secara teminologis adalah suatu
ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa yang lain. Antara integrasi nasional dan identitas
nasional negara Indonesia sangatlah terkait. Mengapa? karena Indonesia terdiri
atas berbagai macam suku yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah
putih dan Bhinneka Tunggal Ika. Melalui proses ini terjadi proses Integrasi
nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga terciptan keselarasan.
Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks
dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bangsa,
dan sebagianya. Dengan demikian, uapaya integrasi nasional dengan strategI yang
mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang
diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena
pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya
persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan
kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang
makmur, aman, dan tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Ambon, Aceh,
Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin dan belum mantapnya integrasi
nasional yang diharapkan. Adapun kaitannya dengan identitas nasional adalah
bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari identitas nasional
yang sedang dibangun.
Pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap individu dalam
bertindak dan membangun serta memelihara tuntutan bangsa yang terintegrasi
secara nasional demi keutuhan NKRI yang dikenal dengan masyarakat
multikultural. Oleh karena itu, implementasi atau penerapan nilai-nilai
Bhinneka Tunggal Ika harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada
kepentingan pribadi atau kelompok.
Contoh Wujud Integrasi Nasional
Contoh Wujud Integrasi Nasional
1.
Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta oleh
pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks
Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua provinsi di Indonesia.
Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di
provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, dan sebagiannya. Sehingga Taman
Mini Indonesia Indah merupakan miniaturdari berbagai kebudayaan yang terdapat
di Indonesia. Kita tidak perlu keliling Indonesia cukup di TMII sudah terwakili
dari seluruh kebudayaan Indonesia.
2.
Sikap toleransi antarumat beragama. Meskipun Indonesia
memiliki agama yang berbeda-beda tetapi tetap saling menghormati.
3.
Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayaan
daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain. Misalnya, masyarakat
Jawa atau Sumatera, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian
Bali.
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional
1)
Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan
seperjuangan.
2)
Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3)
Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4)
Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
5)
Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan
Proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa persatuan bahasa Indonesia.
6)
Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila,
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7)
Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri
khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun-menurun.
Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional
Ø
Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam)
dalam kesuku bangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya.
Ø
Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan
kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
Ø
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
Ø
Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan antara kota dan daerah dan hasil-hasil pembangunan tersebut dapat
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(suku,agama,ras,antar golongan), gerakan saparatisme dan kedaerahan,
demonstrasi.
Ø
Adanya faham etnosentrisme diantara beberapa suku bangsa
yang menonjolkan kelebihan kelebihan kebudayaannnya dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain.
F. Implementasi Bhinneka
Tunggal Ika dan cita-cita lurus bangsa
Berikut ini implementasi prinsip-prinsip bhinneka tunggal
ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain :
Ø Perilaku
inklusif. dalam kehidupan bersama yang menerapkan semboyan bhineka tunggal ika
memandang bahwa dirimnya, baik itu sebagai indivudu atau kelompok masyrakat
merasa dirinya hanya merupakan sebagian dari kesatuan masyarakat yang lebih
luas.
Ø Mengakomodasi
sifat pluraslittik. bangsa indonesia sangat pluralistik ditinjau dari keagamaan
agama yang dipeluk oleh masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di daerah
suku bangsa dengan bahasanya masing-masing.
Ø Tidak
mencari menangnya sendiri. menghormati pendapat pihak lain dengan tidak
beranggapan bahwa pendapatnya sediri yang paling benar, dirinya atau
kelompoknya yang paling hebat perlu diatur dalam menerepakan bhineka tunggal
ika.
Ø Musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman
diterapkan pendekatan untuk mencapai mufakat. bukan pendapat sendiri yang harus
dijadikan kesepakatan bersama tetapi yakni inti kesamaan yang dipilh sebagai
kesepaktan bersama.
Ø Dilandasi
rasa kasih sayang dan rela berkorban dalam menerapkan bhineka tunggal ika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh kasih sayang.
Ø Toleransi
dalam perbedaan setiap penduduk indonesia harus memandan bahwa perbedaan
tradisi, bahasa, dan adat istiadat, antara satu etnis dengan etnis, lain antara
satu agama dengan agama lain, sebagai aset bangsa yang harus dilestarikan.
Pemahaman nilai-nilai bhinneka tunggal ika dalam
masyarakat indonesia dapat terwujud secara integral dengan kerja sama dengan
seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara
maupun setiap insan pribadi warga negara. peningkatan sosialisai akutualisasi
pemahamanan nilai-nilai kebhineka tunggal ika harus dilakukan dengan tindakan
nyata dalam kehidupan keseharian seluruh komponen warga dalam rangka memperkuat
integrasi nasional karena indonesia dengan keanekaragaman budaya, suku/etnis
bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sisoal yang berbeda-beda.
Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional
Untuk mengantisipasi adanya nacaman bagi integrasi nasional, maka dierlukan ketahanan nasional yang kokoh. ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi ketangguhan serta keuletan dan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala macam dan bentuk ancaman.
Untuk mengantisipasi adanya nacaman bagi integrasi nasional, maka dierlukan ketahanan nasional yang kokoh. ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi ketangguhan serta keuletan dan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala macam dan bentuk ancaman.
B. Bentuk bentuk ancaman
Ø Ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan senjata yang
terorganisasi yang mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militen mencakup :
1)
Agresi
militer
2)
Pelanggaran
wilayah
3)
Spionase
4)
Sabotase
5)
Aksi
teror
Ø Ancaman non militer
adalah ancaman tanpa kekuatan senjata. Dalam menghadapi ancaman non militer,
sistem pertahanan negara menempatkan lembaga negara di luar pertahanan sebagai
unsur utama sesuai dengan bentuk ancaman yang dihadapi di dukung oleh
unsur-unsur lain.
C. Asal ancaman
Berdasarkan
asalnya ancaman terdiri atas:
Ø Ancaman dari dalam
negeri, contoh adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk
dari masyarakat indonesia.
Ø Ancaman dari luar
negeri, contohnya infiltrasi, subversi, dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara, dnan laut oleh
musuh dari luar negeri.
D. Ancaman IPOLEKSOSBUDHANKAM
Ø Ancaman di Bidang
Ideologi
Secara
umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari
penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat
dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut
sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa
Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme.
Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan
liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual. Sebenarnya liberalisme
yang didukung oleh negara-negara barat tidak hanya mempengaruhi bangsa
Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai akibat
dari era globalisasi. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan
kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi pikiran masyarakat Indonesia
untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya pengaruh yang
diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam gaya hidup yang diliputi
kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengarah pada dilakukannya perilaku
seks bebas dan perbuatan dekadensi moral lainnya. Hal tesebut apabila tidak
segera diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.
Ø Ancaman di Bidang
Politik
Ancaman di
bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari luar
negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik
merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali
digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk
ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap
Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk
menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan
bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk
ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik tanpa
senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata sering
ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu,
separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini
membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar
yang dapat mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
Ø Ancaman di Bidang
Ekonomi
Pada saat
ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan
bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi
negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara
lainnya. Pengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dan perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial
negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi
terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi
nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri
ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja
selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu
negara.Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1)
Indonesia
akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas
yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin
terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing
dengan barang-barang dari luar negeri.
2)
Perekonomian
negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya
orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akhirnya mereka dapat
menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah
secara ekonomi oleh negara investor.
3)
Persaingan
bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang. Pihak yang
menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi
penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial
yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas tersebut.
4)
Sektor-sektor
ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
5)
Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di
atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil.Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti
ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Ø Ancaman di Bidang
Sosial Budaya
a)
Munculnya
gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barangbarang dari luar negeri.
b)
Munculnya
sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup
tertinggi.Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan
dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan
sebagainya.
c)
Adanya
sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu
menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.
d)
Munculnya
gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa
dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai
anting-anting dan sebagainya.
e)
Semakin
memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan
sosial.
f)
Semakin
lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ø Ancaman di Bidang
Pertahanan dan Keamanan
Seiring
dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah dalam
pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik
SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak
ingin bangsa Indonesia hidup damai dan tentram. Oleh karena itu, lemahnya
penerapan dan penegakan hukum dan keadilan harus terus ditingkatkan. Semakin
bermunculan masalah di suatu wilayah mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan
hukum dan kemerosotan wibawa para penegaknya. Dengan demikian,kita harus
mengantisipasi ancaman sedini mungkin di bidang pertahanan dan keamanan, baik
secara militer maupun non-militer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar